BEKASI, Bisnistoday – Pondok Pesantren (Ponpes) Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) berencana mengirimkan bantuan pangan berupa ubi ke Palestina. Bantuan berupa 1000 ton ubi ini rencananya akan dikirim ke Palestina pada awal bulan Ramadhan nanti.
Presiden Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) yang pemilik Ponpes Nuu Waar, KH MZ Fadzlan Rabbany Garamatan mengatakan, bantuan pangan berupa ubi tersebut sekaligus membantu atau memberdayakan petani lokal. “Program 1000 Ton Ubi diharapkan tidak hanya membawa manfaat besar bagi masyarakat Palestina, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan petani di Indonesia,” kata dia kepada wartawan di sela-sela acara “Mukkayyam dan Hadis” yang digelar di Pondok Pesantren Nuur Waar, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (13/09).
Mukhayyam Al-Qur’an merupakan kegiatan untuk lebih mendalami Al-Qur’an yakni menambah hafalan Al-Qur’an.
Dia menegaskan bahwa program tersebut merupakan wujud kepedulian Indonesia terhadap Palestina, yang saat ini masih mengalami penjajahan dan krisis kemanusiaan.
KH Fadzlan menjelaskan bahwa ubi adalah tanaman yang cepat panen, hanya memerlukan waktu tiga bulan, dan bisa ditanam di lahan kecil.
Ia juga menekankan bahwa program ini hanyalah awal dari rencana yang lebih besar. Target pengiriman 10 ribu ton umbi-umbian ke Palestina akan terus dikembangkan, dengan harapan program ini dapat meningkatkan potensi pangan di Indonesia, sekaligus membantu masyarakat Palestina yang terdampak krisis.
Setiap doa, setiap rupiah yang kita sumbangkan, adalah langkah menuju dunia yang lebih baik, dunia di mana tidak ada lagi anak-anak yang tidur dengan perut kosong atau ibu yang menangisi anak-anak mereka akibat perang,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, KH MZ Fadzlan Rabbany Garamatan mengutip Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang menekankan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
“Di tanah Palestina, kita menyaksikan ironi sejarah. Di saat manusia telah menjelajahi angkasa, saudara-saudara kita masih terkungkung, kehilangan hak-hak dasarnya. Program ini adalah langkah nyata dari bangsa Indonesia untuk membantu mereka,” ujar KH Fadzlan.
KH Fadzlan mengatakan pengiriman batuan pangan tersebut pada tahap pertama direncanakan pada Maret 2025, sebelum memasuki bulan Ramadhan. Ubi akan dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan diperkirakan memerlukan waktu 11 hingga 12 hari untuk sampai di Palestina. Proses penanaman ubi telah dimulai di daerah Kuningan dan Cirebon, Jawa Barat, dengan panen yang dijadwalkan tiga bulan dari sekarang.
Program ini juga memberikan dampak langsung bagi para petani yang tergabung dalam Relawan Pangan Indonesia-Palestina, seperti yang telah dilakukan di Desa Cintabodas, Tasikmalaya, dengan pembukaan lahan seluas 50 hektar untuk penanaman ubi jalar secara massal. Sekitar 100 petani relawan terlibat dalam tahap awal program ini, dan jumlahnya akan ditingkatkan menjadi 300 petani untuk memenuhi target pengiriman 1000 ton ubi.
Dukungan Berbagai Pihak
Presiden Global Moeslim Charity (GMC), Ahyudin menyebut bahwa program 1000 ton ubi merupakan bentuk diplomasi kemanusiaan yang luar biasa. “Selain memberdayakan petani Indonesia, program ini juga memberikan manfaat besar bagi masyarakat Palestina yang terbiasa mengonsumsi umbi-umbian,” ungkapnya.
Ahyudin berharap agar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dapat mendukung program ini dengan meminjamkan kapal untuk pengiriman, guna menekan biaya operasional. “Sebagai bangsa yang terdepan dalam urusan bantuan kemanusiaan, saya berharap TNI bisa meminjamkan kapal perangnya untuk pengiriman bantuan ini,” tutupnya./