JAKARTA, Bisnistoday – Memasak bukan sekadar kegiatan domestik, tetapi merupakan keterampilan hidup yang harus dimiliki oleh setiap individu, termasuk anak-anak di pondok pesantren. Dengan keterampilan memasak, santri tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan gizi mereka sendiri tetapi juga membuka peluang usaha di masa depan.
Dengan bekal keterampilan memasak yang baik, mereka dapat menciptakan peluang kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, memasak juga melatih kemandirian, kreativitas, serta manajemen sumber daya yang baik, yang semuanya merupakan keterampilan berharga di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.
Memahami pentingnya keterampilan memasak dan komitmen untuk mendukung edukasi kuliner di lingkungan pesantren, Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor, Jawa Barat menggelar program Masak & Makan Bareng (MABAR) Spesial Ramadan. Program ini berisi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat seputar pengolahan makanan, termasuk live cooking demo bersama Celebrity Chef, hingga lomba masak antar santri.
Acara yang diinisiasi Ekonomi pencuci piring ini menghadirkan Chef Steby Rafael sebagai narasumber ahli dan diikuti oleh ratusan santri, dengan harapan dapat menumbuhkan keterampilan memasak, kemandirian, dan semangat kebersamaan di lingkungan pesantren.
“Para santri perlu mendapatkan keterampilan dalam mengolah makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan bekal kemandirian mereka. Mulai dari bagaimana memilih bahan berkualitas, cara pengolahan, hingga memperhatikan kebersihan peralatan masak dan makan. Di bulan Ramadan ini, kami fokus berbagi ilmu kepada para santri dalam menyediakan makanan yang enak, higienis, terjangkau, dan tentunya bergizi,” ujar Girisa Hartiwi, Senior Product Manager EKONOMI Pencuci Piring, dalam keterangannya, Kamis (13/3/2025).
Dalam acara tersebut, Chef Steby Rafael, selaku pakar kuliner, mengajarkan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan para santri saat memasak. “Saat memasak, ada beberapa aspek krusial yang harus diperhatikan. Pertama, pemilihan bahan. Pastikan memilih bahan yang segar dan berkualitas. Buah serta sayur juga harus dicuci bersih dengan cairan pencuci piring yang telah teruji aman dan efektif untuk mengangkat sisa kotoran atau pestisida. Selain itu, kebersihan peralatan masak tidak boleh diabaikan. Perhatikan kebersihan tempat penyimpanan makanan dan personal hygiene,” jelas Chef Steby.
Chef Steby juga mendemonstrasikan cara memasak tengkleng ayam rica-rica sambil membagikan tips memasak kepada ratusan santri. Hidangan tengkleng ayam rica-rica dikenal sebagai pilihan makanan yang lezat, terjangkau, dan bernilai gizi. Tengkleng ayam kaya akan protein (sekitar 15–20 g per 100 g), mengandung lemak dalam jumlah sedang (10–15 g), serta merupakan sumber zat besi dan kalsium yang bermanfaat bagi kesehatan tulang dan sendi. Selain itu, bumbu rica-rica yang digunakan seperti cabai, bawang, jahe, dan serai mengandung antioksidan yang dapat membantu meningkatkan metabolisme.
“Mengolah tengkleng ayam rica-rica membutuhkan perhatian khusus. Potong ayam dengan rapi dan dalam ukuran yang tidak terlalu besar agar matang merata. Gunakan api sedang agar bagian luar tidak gosong sementara bagian dalam masih mentah. Tetapi juga jangan memasak terlalu lama, karena daging bisa menjadi kering dan nutrisinya berkurang. Gunakan timer atau cek teksturnya secara berkala. Dan yang tak kalah penting, selalu tes rasa agar tidak terlalu asin, terlalu manis, atau hambar,” lanjutnya.
Selain berbagi teknik memasak tengkleng ayam rica-rica, Chef Steby memberikan wawasan berharga bagi para santri yang tertarik menekuni dunia kuliner. Ia membagikan tips inspiratif, termasuk bagaimana membangun karier menjadi seorang celebrity chef. “Perjalanan jadi chef itu panjang, tapi kalau konsisten dan terus belajar, sukses pasti datang! Jangan takut coba resep baru atau inovasi sendiri. Siapa tahu bisa bikin menu yang viral. Bangun personal branding di media sosial, jangan banyak mikirin penampilan atau nanti likes-nya banyak ngga ya, yang penting share aja dulu hasil masakan kalian. Nah, bisa juga ikut lomba atau coba kerja di restoran biar keterampilan masak makin terasah dan dikenal,” tutup Chef Steby.