JAKARTA, Bisnistoday – Para Guru Besar dan Promotor Menteri Bahlil Lahadalia angkat suara terkait ramainya Menteri ESDM itu menyandang gelar doktor dari Universitas Indonesia (UI). Selain sudah mengikuti semua aturan kuliah yang ada, Menteri Bahlil Lahadalia masuk dan melalui pendidikan di UI tidak semudah yang disangkakan orang.
Tak hanya itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia ini ternyata membuat riset yang sangat menarik dan patut diangkat jempol. Bahlil berani melakukan auto kritik terhadap kebijakan yang diambilnya sendiri, terkait hilirisasi.
” Apakah kebijakan hilirisasi yang dijalankan selama ini itu secara akademik benar atau tidak? Itu yang pertanyaan yang dilontarkan sebelum mendaftar karena saya beberapa kali sebagai narasumber di Kementerian investasi waktu itu. BKPM itu ada diskusi seperti itu dan saya berpikir bahwa Oh ini menarik sebagai seorang pejabat yang mempertanyakan sebuah kebijakan yang dibuat (sendiri) dan beliau mempertanyakan itu dan bertanya ada enggak kemungkinan saya lanjut sekolah untuk mempertanyakan atau untuk menjawab pertanyaan saya ini,” ujar Teguh Dartanto, Ph.D, yang menjadi Co-Promotor Sidang Dr. Bahlil dan Dekan FEB UI di Kanal youtube.com bertajuk Intrigue belum lama ini.
Menteri Bahlil Lahadalia, resmi meraih gelar doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) setelah mempertahankan disertasi bertajuk “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia” dalam Sidang Promosi Doktor yang berlangsung di Makara Art Center (MAC) UI.
Luar biasanya, disertasi Menteri Bahlil ini berani transparan dan mengkritisi kebijakan yang dibuatnya sediri. Menteri Bahlil dapat menjadi contoh pejabat yang berani mengevaluasi kebijakan yang diambil serta bagaimana menyempurnakan kebijakan itu sehingga sesuai dengan cita-cita visi negara berdasarkan konstitusi.
Menteri Bahlil dalam disertasinya menyoroti pentingnya reformulasi kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia untuk menciptakan keadilan dan keberlanjutan bagi masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah. Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa hilirisasi saat ini menghasilkan dampak positif, khususnya bagi pemerintah pusat dan investor melalui peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), investasi, dan ekspor. Namun, ia juga mengidentifikasi empat masalah utama yang perlu segera disikapi./