JAKARTA, Bisnistoday- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Cipta Karya terus membangun sarana prasarana air bersih dan sanitasi. Dukungan ini diberikan melalui program Padat Karya Tunai Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).
Selain untuk mengurangi penyebaran virus Corona, program padat karya Pamsimas dan Sanimas juga bertujuan untuk mempertahankan daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat Pandemi COVID-19 yang terjadi sekarang. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk memperhatikan daya beli masyarakat terutama rakyat kecil yang disampaikan saat telekonferensi Rapat Terbatas akhir Maret lalu.
“Program infrastruktur kerakyatan atau Padat Karya Tunai sangat penting bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pembangunan infrastruktur padat karya bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.”
BAsuki Hadimuljono
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keteranganya di Jakarta, Selasa (12/5) mengatakan, pada Tahun Anggaran 2020 Pamsimas dilaksanakan di 4.717 desa dengan total anggaran program ini sebesar Rp 1,120 triliun. Program Padat Karya Pamsimas dikerjakan oleh 10 orang selama 75 hari sehingga bisa menyerap sebanyak 47.710 tenaga kerja. Pamsimas dilaksanakan dengan menyediakan akses air minum aman melalui uji kualitas air, penyediaan sanitasi untuk stop buang air besar sembarangan (BABS), dan perubahan perilaku dengan mengadopsi gaya hidup bersih sehat seperti gerakan cuci tangan pakai sabun.
Basuki Hadimuljono mengatakan, program Pamsimas juga mensosialisasikan gerakan cuci tangan pakai sabun (CPTS) dengan menyediakan sambungan kran air dan sabun serta penggunaan masker di lokasi pembangunan Pamsimas. Hal ini seperti Desa Mekarsari, Kecamatan Merbau Provinsi Riau, Desa Sukamerindu, Kecamatan Sukamerindu Provinsi Sumatera Selatan, dan Desa Samustida, Kecamatan Teluk Kramat, Provinsi Kalimantan Barat.
Program Sanimas
Menurutnya, Sanimas dilaksanakan di 1.028 lokasi dengan total anggaran program ini sebesar Rp 391 miliar. Program Sanimas dikerjakan oleh 15 orang selama 75 hari sehingga menyerap 15.420 tenaga kerja. “Beberapa kegiatan pembangunan Sanimas di antaranya seperti pembangunan prasarana mandi cuci kakus (MCK), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kombinasi dengan MCK dan Sambungan Rumah (SR).”
Basuki menambahkan, salah satu lokasi pekerjaan Sanimas adalah di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kegiatan yang telah dilaksanakan di lokasi ini yakni mobilisasi Tenaga Fasilitator Lapangan, koordinasi dengan dinas terkait di antaranya Dinas Kesehatan dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, koordinasi dengan desa, survey lapangan, penyampaian hasil survey ke dinas, sosialisasi tingkat desa dan menyebarkan brosur Sanimas. “Sosialisasi dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan penanganan COVID-19 seperti menjaga jarak minimal 1 meter dan wajib menggunakan masker,” tuturnya.