INCHEON Bisnistoday – Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri memimpin delegasi Indonesia dalam Pertemuan Tingkat Menteri Reformasi Struktural APEC (APEC Structural Reform Ministerial Meeting/SRMM) ke-4 yang digelar di Incheon, Korea Selatan, pada 22–23 Oktober 2025. Forum ini menegaskan kembali komitmen ekonomi anggota APEC terhadap reformasi struktural sebagai kunci pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik.
“APEC menegaskan komitmennya terhadap reformasi struktural sebagai kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang seimbang, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Wamendag Roro dalam sambutannya.
Menurutnya, agenda reformasi struktural APEC sejalan dengan APEC Putrajaya Vision 2040 dan Aotearoa Plan of Action, yang menargetkan terbentuknya komunitas Asia-Pasifik yang terbuka, dinamis, tangguh, dan damai pada tahun 2040.
Rumusan Arah Baru Reformasi APEC 2026–2030
Pertemuan ini juga menghasilkan kesepakatan penting berupa Strengthened and Enhanced APEC Agenda for Structural Reform (SEAASR) 2026–2030, yang menjadi panduan utama reformasi ekonomi kawasan lima tahun ke depan. SEAASR dibangun di atas empat pilar strategis:
- Menciptakan persaingan yang adil dan berorientasi pasar.
- Membangun lingkungan usaha yang mendukung dan inklusif.
- Mendorong inovasi serta digitalisasi.
- Memberdayakan seluruh masyarakat agar mencapai potensi ekonomi secara maksimal.
Roro menjelaskan, pelaksanaan reformasi ini diharapkan dapat memperkuat daya saing kawasan dan meningkatkan kesejahteraan lintas generasi.
Fokus pada Regulasi dan Dunia Usaha
Para Menteri APEC sepakat bahwa reformasi berkelanjutan perlu didukung sinkronisasi regulasi dan kerja sama lintas negara. Hal ini penting untuk memperkuat konektivitas, inovasi, dan pertumbuhan yang inklusif.
Selain itu, APEC menekankan pentingnya peran sektor swasta melalui Asia-Pacific Economic Cooperation Business Advisory Council (ABAC). Forum ini diharapkan mampu memberi masukan strategis dalam merumuskan kebijakan APEC agar tetap adaptif terhadap perubahan global.
Dorong Kemudahan Berusaha dan Transformasi Digital
Dalam pertemuan tersebut, para Menteri APEC juga menyetujui Fourth Ease of Doing Business (EoDB) Action Plan 2026–2035, dengan target peningkatan efisiensi bisnis hingga 20% di lima area prioritas ekonomi kawasan.
Mereka juga berkomitmen menerapkan Good Regulatory Practices (GRP) yang menjamin lingkungan usaha transparan dan efisien, serta mendorong tata kelola regulasi yang adaptif terhadap transformasi digital dan kemajuan teknologi.
Dukungan bagi UMKM dan Sektor Jasa
APEC menegaskan pentingnya pemberdayaan UMKM, peningkatan akses pendidikan, layanan kesehatan, dan perlindungan sosial agar manfaat pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh semua kalangan.
Selain itu, sektor jasa juga mendapat perhatian khusus sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi melalui APEC Services Competitiveness Roadmap (ASCR) 2016–2025, yang kini diperluas menjadi bagian dari SEAASR 2026–2030.
Pertemuan SRMM ke-4 dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Ekonomi serta Keuangan Korea Selatan, Koo Yun Cheol, dengan tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper.”
Melalui hasil pertemuan ini, APEC meneguhkan langkah bersama dalam membangun masa depan Asia-Pasifik yang terhubung, inovatif, dan sejahtera bagi seluruh masyarakat di kawasan./




